Terkadang kita mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak, terutama pada anak yang berusia 13 – 18 tahun atau yang umumnya disebut ABABIL (ABG LABIL) dimana masa-masa tersebut merupakan masa transisi dari remaja menuju dewasa. Pada usia ini banyak sebagian remaja yang mulai mencari jatidirinya. Oleh sebab itu, keluarga atau orang tua mempunyai peran penting karena keluarga merupakan ruang lingkup terkecil yang mempengaruhi pembentukan jatidiri anak.
Orang tua juga harus menanamkan ilmu agama sejak dini, karena agama dapat membendung pengaruh-pengaruh negatif baik dari pergaulan sehari-hari, maupun pengaruh teknologi yang berkembang pesat saat ini. Tak jarang, banyak remaja yang mempunyai pikiran pendek ketika menghadapi masalah hidupnya. Mulai dari bertengkar dengan Orang Tua, kabur dari rumah, hingga nekat mengakhiri hidupnya atau dengan kata lain bunuh diri.
Pengaruh terbesar dalam pembentukan jatidiri anak adalah pergaulan di luar rumah, dimana anak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama teman-teman. Nah, dari ruang lingkup inilah, banyak remaja yang salah menentukan jalan hidupnya. Apalagi kemajuan yang pesat di bidang IPTEK merupakan faktor utama penyimpangan pola pikir remaja,
Untuk mengatasi berbagai problema dalam berkomunikasi dengan anak, Orang tua harus mampu memberikan contoh positif kepada anak. Adapun dua langkah dalam berkomunikasi yang baik kepada anak, antara lain :
1. Mulailah membuka percakapan tentang kegiatan mereka hari ini, namun sebelum itu ada baiknya Orang tua harus melihat suasana hati si anak.
2. Yang terakhir, sisipkan pesan moral positif di akhir percakapan.
Demikian sedikit pengetahuan yang dapat saya informasikan, semoga dapat memberikan manfaat bagi diri saya sendiri maupun bagi pembaca yang budiman. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar