RAHASIA DARI ISTANA NEGARA
Ini memang sebuah cerita. Sebuah rekaan atas rahasia di pusara Istana Negara. Rahasia ini datang dari seorang arkeolog. Janggutnya yang putih panjang menandakan ia telah berumur. Wawasannya tentang dunia arkeologi dunia menunjukkan pengalamannya yang luas. Tetapi ia senantiasa bercerita tentang rahasia pusara Istana Negara di mana-mana, di seminar-seminar, di forum-forum arkeologi internasional. Entahlah apa yang membuatnya begitu tertarik pada pusara Istana Negara.
“Ini menyangkut bagaimana perilaku presiden Indonesia,” kata sang arkeolog. Ia ingin menceritakannya lebih detail tentang isi pusara Istana Negara yang ditemukannya dalam sebuah penggalian rahasia di bawah terik bulan purnama.
Bulan purnama pertama ia menggali pusara ketika masa Presiden Soekarno. Waktu itu Presiden Soekarno sedang dalam kemelut besar dengan Amerika dan Inggris. Sampai tiba suatu kobaran semangat yang terucap dari mulut Soekarno, “Amerika diseterika, Inggris dilinggis.” Soekarno juga tak segan-segan mengobarkan perang dengan siapa saja yang dianggapnya berani menghina harga diri bangsa dan rakyat Indonesia. Tak peduli itu tetangganya sendiri, Malaysia. Ia kobarkan perang Ganyang Malaysia.
Sang arkeolog sangat penasaran mengapa Bung Karno begitu tegas, berani, dan lurus dalam membela harga diri bangsanya. Ia pun melakukan penggalian di pusara Istana Negara. Penggalian penuh risiko ini kemudian menemukan hasil. “Saya menemukan sebuah PEDANG,” katanya. Tak tanggung-tanggung, pedang ini berukuran sangat besar dan panjang. “Mungkin ini pedang brahma kumbara, seperti di cerita drama radio,” sang arkeolog berimajinasi.
Sang arkeolog kemudian menghubungkan penemuannya dengan sifat dan perilaku Bung Karno. Pedang yang lurus panjang, besar dan gagah, tajam memotong dan menebas musuh tanpa penghalang, dan gagangnya yang kuat, teguh dan kokoh.
“Kepemimpinan Bung Karno seperti pedang. Ia tegas dan berwibawa. Ia juga pemberani. Berani bertanggung jawab dan tak pernah berlindung pada bawahan. Siapa pun akan dilawan, tak peduli Negara itu besar atau kecil. Siapa pun yang merendahkan martabat dan harga diri bangsanya, Bung Karno akan tampil di depan, seperti pedang, dengan nada bicara yang lantang, keras, berkobar-kobar. Seperti pedang yang ditemukannya, nama Bung Karno akan selalu besar di mata rakyatnya dan panjang umurnya, meskipun jasadnya telah tiada. Namanya akan harum dan dikenang sepanjang zaman.”.
Tiba saatnya, Orde Baru berkuasa. Selama 32 tahun berkuasa, sang arkeolog pun ingin menyibak rahasia di balik kepemimpinan Pak Harto. Pada purnama kedua, sang arkeolog melakukan penggalian diam-diam di pusara Istana Negara. Ia terkejut. Pada kedalaman lima meter ia tak menemukan apa-apa. Sepuluh meter, ia cuma mendaptakan air. Dua puluh meter, sang arkeolog Cuma menemukan lempung. Ia nyaris putus asa. Ia gali lima meter lagi. Tak juga ditemukan benda-benda penting. Lima meter lagi ia gali. Tak juga ditemukan benda yang bisa menjelaskan sifat kepemimpinan Pak Harto. Karena sudah 30 meter penggalian, sang arkeolog memutuskan tak meneruskan pekerjaan. Tapi sebuah cacing tiba-tiba mengejutkannya. Cacing itu muncul bersama semburan air panas. Ia memutuskan menggali dua meter lagi. Benar, kali ini sanag arkeolog menemukan sebilah KERIS.
Keris ini memiliki ujung yang sangat runcing dan tajam. Gagangnya kuat dan kokoh. Berbentuk gelombang berkelok-kelok. “Keris ini persis sifat dalam kepemimpinan Pak Harto selama memimpin Indonesia, 32 tahun lamanya,” sang arkeolog menyimpulkan.
Ingin menjadi presiden, cara yang ditempuh Pak Harto tidak mulus dan lurus. Perlu pergolakan dulu, peristiwa besar G30S 1965, yang berdarah-darah. Jutaan orang tewas, ratusan ribu dipenjara tanpa pengadilan. Ia ingin menjadi bapak pembangunan, maka apa pun akan ditempuhnya, penggusuran, penyiksaan, bahkan pembunuhan. Pelangaran HAM di mana-mana, di seluruh Indonesia. Seperti sifat keris yang berliku-liku, tetapi cara mematikannya ke depan: ditusukkan. Siapa pun yang tak mendukung keinginannya, Pak Harto tak segan-segan menusuknya, dari depan atau dari belakang. Beda dengan pedang, keris memang tampak indah dilihat dan punya wibawa. Sepanjang 32 tahun lamanya, rakyat dibuai oleh keindahan sang keris. Tapi seperti keris pula, ia bisa menikam dari mana saja, termasuk menikam dirinya sendiri. Pada 1998, keris itu menikam kekuasaan Pak Harto. Menusuk dari balik selimut.
Dalam masa gonjang-ganjing, Presiden RI dipimpin oleh BJ Habibie. Keputusan memberikan opsi kemerdekaan kepada Timtim merupakan catatan sejarah paling penting di masa ini. Kebebasan pers dan gerakan demokratisasi menjadi ciri berikutnya. Sang arkeolog ingin menyingkap rahasia di balik sikap dan karakter kepemimpinannya.
Tak begitu dalam menggali pusara Istana Negara, sang arkeolog menemukan sebilah TOMBAK. Seperti sifat tombak, BJ Habibie tegak lurus dan berani. Seperti tombak, Habibie hanya focus pada keinginan agenda reformasi dan mengatasi inti masalah bangsa. Seperti masalah Timtim. Habibie tegak lurus dan tanpa tedeng aling-aling langsung memberikan opsi kemerdekaan. Itulah inti masalah Timtim: mau gabung atau merdeka. Begitu juga masalah bangsa. Habibie juga bersikap seperti tombak. Tegak lurus dan langsung menyelesaikan masalah. Mau otoriter atau demokratis. Mau kebebasan pers atau terkungkung. Mau otonomi daerah atau kekuasaan terpusat dan terhegemoni. Habibie berhasil menancapkan tombaknya pada pilihan-pilihan penting, sesuai keinginan rakyat dan bangsanya.
Lepas dari kepemimpinan Habibie, Indonesia dipimpin oleh KH Abdurrahman Wahid. Sang arkeolog sulit menemukan benda-benda di pusara Istana Negara. Ia tidak menemukan titik gali yang pas. Akhirnya, sang arkeolog menggali hampir di semua bagian Istana Negara. Galiannya memang tidak ke dalam, tetapi melebar. Begitu ditemukan pusara Istana Negara, sang arkeolog tanpa kesulitan menemukan benda-benda yang menjadi symbol kekuatan dan karakter Gus Dur, panggilan KH Abdurrahman Wahid. Rupanya sang arkeolog menemukan CELURIT. Sang arkeolog merasa ada yang aneh. “Mengapa celurit?” ia bertanya-tanya. Tak lama ia menemukan jawabannya. Celurit dikenal dalam udaya Carok Madura. Dalam Carok, hampir tak ada kata verifikasi, cek dan ricek, apalagi investigasi. Ia cepat dan tebas. Di Madura, begitu ada kabar isteri seseorang diganggu, celurit segera bicara dan terjadilah pertarungan mematikan. Dalam banyak masalah, meja perundingan hampir tak pernah dipakai, karena Celurit lebih dulu menjadi hakim.Di daerah Tapal Kuda, Jatim, tempat massa paling militan Gus Gur, budaya carok masih kental dan kuat. Maklum di Tapal Kuda, sebaran orang Madura masih banyak. Lasykar Berani Mati juga dari Tapal Kuda. Mereka pernah datang ke Jakarta untuk membela Gus Dur dan lebih memilih pertumpahan darah daripada jalur diplomatis. Penegrahan kekujatan massa menjadi andalan. Saat Gus Dur terpilih jadi presiden pun, cap jemol darah dimana-mana. Cap jempol darah menjadi momok menakutkan politisi Jakarta. Akibat ketakutan itulah, Gus Dur diangkat dan dipilih jadi presiden.
Celurit lantas menjadi inspirasi kepemimpinan Gus Dur: Cepat dan Tebas. Sejumlah Departemen yang dianggapnya korup lantas DIBABAT, ditebas, alias dihapus. Departemen Sosial dan Departemen Penerangan contohnya. Gus Dur juga mengobrak-abrik pakem di ABRI/TNI. Kopral bisa menjadi panglima dan jenderal bisa menjadi prajurit. Shock theraphy diberlakukan di mana-mana. Copot ini angkat itu. Gus Dur ingin melakukan perubahan yang cepat meski cuma akibat bisik-bisik. Tanpa verifikasi apalagi kajian dan investigasi. Ya, ingin tahu sifat kepemimpinan Gus Dur, lihatlah celurit. Dan akibat keberanian “Carok Politik” itu, Gus Dur pun terkena celurit. Ia tumbang cuma dalam tiga tahun kekuasaannya. Dan yang menumbangkan juga bukan orang luar, mereka termasuk orang-orang yang mengangkatnya, orang-orang terdekatnya.
Kisruh Gus Dur berlalu, Indonesia dipimpin Megawati. Orang banyak berharap kepemimpinan Mega sama seperti Bung Karno, ayahnya. Rupanya public kecewa. Ia memang keturunan Bung Karno, tetapi karakternya jauh berbeda. Sang arkeolog pun menggali pusara Istana Negara. Tak begitu dalam, sang arkeolog pun menemukan rahasia kepemimpinan Mega. “Lho, kok PISAU DAPUR.” Pisau ini tampak berkarat dan tumpul.
Sang arkeolog pun member tafsir atas temuannya. Pisau dapur memang mirip pedang. Tapi ia berukuran sangat kecil. Kegunaannya pun hanya untuk mengiris bumbu dapur. Sekali-kali untuk memotong ikan. Sama dengan Mega, ia lebih sibuk mengurusi dapur kekuasannya sendiri, orang-orang internalnya yang sibuk berebut kekuasaan. Mega yang diharapkan bisa melakukan banyak hal, seperti ketika ia menjadi symbol reformasi, ternyata tumpul. Mega justru membungkam kebebasan pers, mengkriminalisasi pers, antidemokratisasi, banyak diam, dan tak banyak melakukan terobosan pemberantasan korupsi. Mega juga keblaikan dari Bung Karno yang mati-matian mempertahankan asset bangsa, Mega justru menjuali asset Negara.khirnya sang pisau dapur pun tak dipakai lagi ketika pemilu 2004. Ibu-ibu lebih memilih pria tampan, sok alim, banyak senyum, dan terlihat sopan.
ya...Sang pria tampan itu adalah SBY. Sosok jenderal tanpa pasukan ini memang selalu rapi,wangi, seolah-olah sopan dan berwibawa, sangat terukur dan selalu hati-hati. Rupanya semua penglihatan itu cuma public relation. Semua sifat itu diciptakan oleh Tim Pencitraan. Maka jangan kaget ketika public tak pernah melihat wajah SBY merah padam dalam situasi kebakaran, skandal perampokan uang Negara, atau kriminalisasi KPK. Ia akan tetap tenang dan harus mengedepankan isu-isu yang merugikan dirinya kemudian diekspos dengan tujuan untuk meraih simpati public. Ini semua kerja-kerja pencitraan. Tak lebih. Untungnya ada JK yang selalu bekerja dana bekerja, menyelesaikan satu per satu persoalan bangsa. Tanpa strategis pencitraan atau public expose. JK meyakini benaran setelah diskusi dan memilih beberapaopsi lantas ia melaksanakannya. Selama lima tahun berkuasa, SBY akhirnya kembali menjadi presiden dan JK pulang kampong.
Sang arkeolog penasaran apa sih rahasia kepemimpinan SBY sehingga ia terpilih lagi. Sang arkeolog tak bisa langsung menggali pusara Istana Negara. Ia menunggu bagaimana presiden menyelesaikan kasus kriminalisasi KPK dan skandal Bank Century. Tapi rasa penasaran begitu kuat dan akhirnya di malam purnama kelima, ia menggali pusara Istana. Ia begitu berharap dapat menemukan sesuatu yang besar dan istimewa. Tapi sang arkeolog itu terkejut ketika ditemukan karet PENTIL dan sebuah PER. Pentil, untuk apa SBY menyimpan pentil dan per, di pusara Istana? Arkeolog masih bertanya-tanya. Apakah karakter kepemimpinan SBY selalu ngepe’r. Menyelesaikan solusi seperti per pegas, mental ke sana, mental ke sini, tak jelas junstrungnya. Seluruh kebijakannya seperti karet pentil. Bisa pendek, bisa panjang, semaunya, molor mungkret. Jika ditiup karet pentil seperti balon, bisa mengambang di atas air. Keputusan yang mengambang, instruksi yang tak jelas, penyelesaian kasus yang mulur mungkret. Karena masih tak percaya dengan temuannya, sang arkeolog melanjutkan galiannya. Pada kedalaman lima meter, ia justeru menemukan SISIR. Lho kok sisir?? Arkeolog makin keki. Ia tak berani meneruskan penggalian. Takut dikira main-main. Tapi beberapa anak buahnya menggali satu meter lagi. Kali ini, arkeolog menemukan parfum. Wangi di mana-mana, tapi tak terlihat hasilnya.
Detik itu juga sang arkeolog menghentikan penggalian dan segera cabut meninggalkan pusara Istana Negara. STOP!!! “Bisa barabe kalau diteruskan,” kata sang arkeolog sambil ngibrit ke luar Istana.
hahahaaha...ada2 aje tuh si arkeolog. terlepas benar atau salah , Intinya itulh karakteristik para pemimpin kita dengan segala kelebihan dan kekurangan. uatu saat nanti mungkin giliran kita yang menjadi estafet kepemimpinan , untuk selalu menjaga identitas dan kedaulatan negri ibu pertiwi ini. KATAKANLAH KEPADA DUNIA " KITA ADALAH ORANG2 YANG MERDEKA ".
PULAU PULAU INDONESIA YANG SUDAH KAYA RAYA SEJAK DULU
SALAM DAMAI INDONESIA...Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali ini saya akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan saya sebutkan menjadi tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
1. SUMATERA - PULAU EMAS
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
2.Jawa – Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan “Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”. Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak. Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Refleksi Nasionalisme
Generasi muda pada umumnya sudah mulai anti terhadap nasionalisme. Salah satu usaha dalam rangka itu adalah maraknya pendapat-pendapat bahwa sosialisasi nasionalisme melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Pancasila harus ditiadakan. Padahal sikap batin yang telah terwujud itu merupakan suatu refleksi dan rangkuman pengalaman historis Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan dan pancasila hingga kini masih sebatas hafalan, dan belum tercermin dalam kehidupan nyata. Tampak jelas pemahaman pancasila hanya sebatas kuliahnya saja, tidak mendalam. Selanjutnya karena P4 telah ditiadakan, tampaknya PPKN dapat menjadi solusi yang tepat.
Karenanya perlu diperhatikan bahwa pengajaran PPKN harus actual, fleksibel, dinamis,kontekstual dan lebih mengutamakan metode dialog dan diskusi daripada ceramah. Bersifat actual artinya nyata dalam kehidupan sehari-hari , bukan suatu pengandaian. Bersifat fleksibel artinya tidak terlalu tegang dan terikat pada buku paket, bisa dari Koran atau sumber referensial yang lain. Bersifat dinamis, artinya sesuai dengan perkembangan jaman. Bersifat kontekstual artinya sesuai dengan konteks lingkungan dan sistem sosial yang ada.
A. filsafat pancasila
1. pengertian filsafat
bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa arab falsafah secara etimologis kata filsafat berasal dari bahasa yunani philosophia dan philosopos. Philod/philein (sahabat/cinta) dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana / hikmah kebijaksanaan). Bertens, 2006
Menurut burhanudin salam (1983),filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil daripada berpikir secara radikal, sistematis, dan universal
Gunawan setiardja (2002)mengemukakan filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu dengan meninjau sebab2 yg terdalam dengan kekuatan diri manusia itu sendiri.
2. landasan filsafat pancasila
Filsafat pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas yang dirumuskan secara cermat dan seksama dalam hiarkhis yang harmonis sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.
1. landasan etimologis
Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa sansakerta yang ditulis dalam dewanagari. Makna dari pancaila ada dua, pertama panca artinya lima dan syila (i pendek) artinya batu sendi jadi pancasila berarti berbatu sendi yang lima. Kedua panca artinya lima syiila (huruf I panjang) perbuatan yang senonoh atau normative. Pancasyiila berarti 5 perbuatan yang senonoh atau normative perilaku yang sesuai dengan norma kesusilaan
2.Landasan historis
Secara historis, pancasila dikenal secara tertulis oleh Bangsa Indonesia sejak abad ke-14. Pada zaman Majapahit, yang tertulis pada dua buku, yaitu Sutasoma dan Negarakertagama.
- Buku Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular tercantum dalam Pancasyilla Krama yang merupakan 5 pedoman, yaitu:
a) tidak melakukan kekerasan
b)tidak boleh mencuri
c)tidak boleh dengki
d)tidak boleh berbohong
e)tidak boleh mabuk (minum minuman keras)
- Buku Negarakertagama ditulis oleh Empu Prapanca tercantum pada Sarga 53. Bait kedua sebagai berikut :
“Yatnang Gegwani Pancasyilla Kertasangkara Bhiseka Karma”
- Selama berabad-abad Bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata Pancasila. Baru pada tanggal 1 Juni 1945, pada rapat BPUPKI I yang berlangsung mulai 29 Mei-1 Juni 1945, kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung Karno untuk memenuhi permintaan ketua BPUPKI yaitu Dr. Rajiman Widyodiningrat mengenai dasar negara Indonesia Merdeka. Pancasila disampaikan Bung Karno sebagai berikut :
1) Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
Pancasila menurut Bung karno dapat diperas menjadi trisila, yaitu sila pertama dan kedua menjadi sosio nasionalisme. Sila ketiga dan keempat menjadi sosio demokrasi dan ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi ekasila, yaitu gotong royong.
- Pancasila rumusan Bung karno dikaji anggota panitia lainnya dan dirumuskan kembali pada tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai piagam Jakarta oleh Muhamad Yamin disebut Jakarta Charter. Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta :
1) Ketuhanan dengan kewajiban dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2) Peri kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Piagam Jakarta ini dirumuskan oleh 9 orang.
Pada waktu diundangkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, rumusan Pancasila berbeda dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan tersebut menjadi sebagai berikut :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawartan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perubahan pemerintahan maupun bentuk negara, tetap mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Sifat konsistensi mempertahankan Pancasila mencerminkan kesadaran dari Bangsa Indonesia akan pentingnya Pancasila sebagai norma dasar bagi kokohnya NKRI.
3. Landasan Yuridis
Secara yuridis, butir-butir Pancasila tercantum pada :
1) Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
2) TAP MPR RI No.XVIII/MPR/1998 : Pancasila sebagai dasar negara harus konsisten dalam kehidupan bernegara.
3) TAP MPR RI No.IV/MPR/1999, Bangsa Indonesia tetap berlandaskan Pancasila.
4. Landasan Kultural
Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya Bangsa Indonesia tercermin dari keyakinan akan kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa dan kehidupan budaya berbagai suku Bangsa Indonesia yang saat ini masih terpelihara, seperti : Setiap upacara selalu memohon perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, gotong royong, azas musyawarah mufakat.
3. FILSAFAT PANCASILA
Filsafat pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang
1) Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan organis
2) Sila-sila pancasila saling berindepensi dan saling mengkualifikasi dan
3) Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk tunggal
Esensi sila-sila pancasila menurut Notonagoro lebih jauh dikemukakan bahwa rumusan pancasila itu besifat mutlak, tetap dan tidak berubah
a) Ketuhanan sebagai unsur hakiki dari Tuhan mencakup pengertian keberadaan dari Tuhan YME sebagai sang Maha Pencipta dari segala sesuatu yang ada (Causaprima)
b) Kemanusiaan sebagai unsur hakiki dari manusia, mencakup pengertian beradaan manusia sebagai ciptaan Tuhan YME yang memiliki kodrat sebagai mahluk rohani dan jasmani. Bersiafat sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang mandiri yang bergantung pada Tuhan YME
c) Persatuan, merupakan unsur hakiki dari satu, mengandung arti keseluruhan yang utuh tak terbagi yang terpisah dari lainnya.
d) Kerakyatan, sebagai unsur hakiki dari rakyat mengandung pengertian kelompok manusia yang mendukung berdirinya negara.
e) Keadilan, sebagai unsur hakiki dari adil, memiliki pengertian penghormatan terhadap hak yang bersangkutan
4. Filsafat Pancasila Sebagai sumber Imajinasi
Filsafat bangsa merupakan landasan idiil bangsa tersebut menggapai cita-citanya sumber imajinasi yang mengilhami anak bangsa yang dalam meletakkan dasar membangun dalam berbagai aspek kehidupan
Filsafat pancasila telah memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia mengembangkan gagasan-gagasannya sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya
Ekonomi pancasila terdiri atas dua aliran, Aliran Yuridis Formal berdasarkan prinsip bahwa pembangunan ekonomi sudah seyogyanya pada kepentingan rakyat yaitu pertumbuhan dan pemerataan yang berlandaskan pada latar belakang jiwa pembukaan UUD 45 dan Pasal 33 UUD 45 serta sebagai pelengkap Pasal.23 ayat 1, Pasal 27 ayat 2, Pasal 34 UUD 45
Aliaran orientasi bertitik tolak dari pancasila sebagai ideology terbuka dan menghubungkan sila-sila pancasila dalam peri kehidupan perekonomian.
Fallout 76 Black Titanium - iTanium Art
BalasHapusFallout titanium phone case 76 Black Titanium This was the first guy tang titanium toner major game for the base-top "game" for Fallout titanium dive knife 76. Bethesda: Studio and Bethesda Team Team had worked mens titanium watches on an update for benjamin moore titanium